Nama                  : Dhika Fitria Ulfa
Nim                     : 1142310014
Kelas/Semester   : D/7
Jurusan                : Perbankan Syariah
Mata Kuliah        : Audit Perbankan Syariah

 Ujian Akhir Semester (UAS)
                                                   
1.      Gambarkan skema dari audit syariah kemudian jelaskan!





-       Langkah 1 : Pertemuan dengan klien
Dalam proses ini, dihubungi oleh pelanggan (klien) yang membutuhkan jasa audit lalu membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan, yakni alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah untuk kepentingan pemegang saham dan direksi, pihak bank/kreditor, Bapepan, kantor pelayanan pajak, dan lain-lain, apakah sebelumnya perushaan perna diaudit KAP lain, apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut, apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapi dan lainnya.
-       Langkah 2 : Audit proposal
Mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang antara lain berisi jenis-jenis yang diberikan, besarnya biaya audit (audit fee), kapan audit dimulai, kapan laporan herus diserahkan, dan lain-lain. jika perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut akan menjadi surat penugasan/perjajian kerja.
-      Langkah 3 : Engagement letter
Engagement letter ini surat perikatan. Jika proposal sudah disetujui, maka klien membuat engagement letter ini. Surat perikatan ini antara auditor dengan klien yang berisikan tentang syarat-syarat pekerjaan audit yang dilakukan oleh auditor.
-      Langkah 4 : Field Work
Field work atau pekerjaan lapangan. Field work ini proses untuk memperoleh keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif tentang operasi entitas atau mengumpulkan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit. Tujuan audit tidak sama dengan tujuan operasi, tetapi tujuan audit terkait dengan tujuan operasional
-       Langkah 5 : Audit report
Audit report ini laporan audit, yakni laporan yang memberikan kepastian atas laporan keuangan perusahaan. Ini merupakan tahap terakhir dari keseluruhan proses audit.
2.      Jelaskan perbedaan antara audit konvensional dan audit terhadap lembaga keuangan syariah!
Salah satu pilar penting dalam pengembangan bank syariah adalah shariah compliance (kepatuhan syariah). Auditing syariah selain mengacu pada standar audit internasional juga mengacu pada prinsip-prinsip syariah, sedangkan audit konvensional yang tidak mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Inilah yang membedakan antara lembaga keuangan syariah dengan konvensional. Bank syariah memiliki tanggung jawab kepada stakeholder untuk menyakinkan bahwa produk, jasa dan operasional kegiatannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Tidak terpenuhinya prinsip syariah akan menghadapkan bank syariah pada risiko reputasi. Tujuan utama dari audit syariah untuk memastikan laporan keuangan perusahaan (bank) maupun operasional lembaga keuangan syariah sesuai dengan prinsip syariah. Audit syariah dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh institusi keuangan Islam tidak melanggar syariah atau pengujian kepatuhan syariah secara menyeluruh terhadap aktivitas bank syariah. Adapun standar audit yang berlaku pada LKS termasuk bank syariah adalah standar audit yang dikeluarkan dan disahkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions). Sedangkan, audit konvensional itu standar auditing IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia).
Selain itu, audit syariah mengharuskan adanya peran DPS yang dimana DPS mengawasi dan memastikan bahwa operasional bank syariah sesuai dengan prinsip syariah, lalu audit syariah dilakukan oleh auditor bersertifikasi SAS (Sertifikasi Akuntansi Syariah). Sedangkan. audit konvensional tidak ada peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan audit konvesional ini dilakukan oleh auditor umum tanpa ketentuan bersertifikasi SAS. Kemudian auditor yang melakukan audit syariah memberikan opini berisi tentang Shari'a Compliance atau tidaknya LKS tersebut pada hasil auditnya. Sedangkan, audit konvensional opini berisi tentang kewajaran atau tidaknya atas penyajian laporan keuangan perusahaan.
3.      Kepuasaan auditee menjadi begitu penting oleh karena itu sebagai auditor kita harus mampu menjaga kepuasaan auditee. Sebutkan serta jelaskan hal-hal apa saja yang dapat mengurangi kepuasaan auditee terhadap hasil kerja auditor!
-      Jika auditee mempersepsikan bahwa auditor berpengalaman, setelah mengamati sikap yang ditunjukkan auditor selama melakukan pemeriksaan, kecenderung auditee akan menilai tim audit tersebut berkualitas dan menimbulkan kepuasan auditee. Jadi, jika auditor tidak berpengalaman terkait melakukan audit, misalnya tidak dapat mendeteksi kesalahan, tidak memahami kesalahan secara akurat dan tidak dapat mencari penyebab kesalahan.
-       Selain itu, independensi sebagai sikap yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan suatu fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Auditor yang independen haruslah auditor yang tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Jadi, dalam proses audit tidak dibenarkan memihak kepada siapapun, jika auditor tidak mempunyai sikap independensi maka sangat berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilnya tidak baik dan pastinya auditee tidak merasa puas.
-  Selain itu, auditor tidak integritas. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Jika auditor tidak integritas, maka itu dapat mengurangi rasa kepuasaan auditee.
-       Taat pada standar umum (technical competence)
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya dan kredibilitas auditor tergantung kepada kemungkinan auditor mendeteksi kesalahan yang material dan kesalahan penyajian serta kemungkinan auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya. Kedua hal tersebut mencerminkan terlakasananya standar umum. Jadi, jika auditor tidak taat pada standar umum, maka kepuasan auditee menurun.
-     Auditor tidak boleh menganggap manajemen sebagai orang yang tidak jujur, tetapi juga tidak boleh menganggap bahwa manajer adalah orang yang tidak diragukan lagi kejujurannya, adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit yang bermutu dan akan memberikan kepuasan bagi klien. Jadi, jika auditor tidak bersifat demikian, maka tidak akan menimbulkan kepuasaan  auditee
-       Pekerjaan Lapangan Audit
Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya. Jika digunakan asisten, maka asisten harus disupervisi dengan semestinya. Jika auditee mempersepsikan pekerjaan lapangan audit sudah dilaksanakan dengan sebaik baiknya, setelah mengamati sikap yang ditunjukkan oleh auditor selama melakukan pemeriksaan, kecenderungan auditee akan menilai tim audit tersebut berkualitas dan menimbulkan kepuasan auditee. Jadi, jika auditor tidak melaksanakan pekerjaan lapangan secara baik maka, akan menimbulkan tidak adnaya kepuasan auditee.
Jadi, kepuasan pada dasarnya meliputi tiga hal yaitu kualitas yang dirasakan, nilai yang dirasakan, dan harapan pelanggan. kepuasan auditee sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan suatu kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Jadi, jika hasil yang dirasakan tidak sesuai yang diharapkan maka tidak adanya kepuasaan dari auditee atau mengurangi kepuasaan auditee.
4.      Sebagai auditor cara-cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk dapat memahami bisnis klien/auditee?
Pemahaman terhadap bisnis klien terdiri dari  :
-       Kunjungan ke kantor
Sebuah kunjungan ke fasilitas yang dimiliki klien sangat berguna dalam mendapatkan pemahaman yang lebih baik atas operasi bisnis klien karena hal ini memberikan kesempatan untuk mengamati kegiatan operasi secara langsung dan untuk menemui pegawai pegawai kunci. Dengan melihat fasilitas pisik auditor dapat menilai keamanan fisikterhadap asset-aset klien dan menginterpretasikan dan akuntansi yang terkait dengan asset seperti persediaan dan peralatan. Selain itu, diskusi dengan karyawan non akuntansi selama melakukan kunjungan dan sepanjang melaksanakan pengauditan jugamembantu auditor untuk belajar lebih banyak mengenai bisnis klien untuk membantu dalammenilai risiko bawaan.
-       Prosedur analisis
Para auditor malakukan prosedur analitis awal agar dapat memahami dengan lebih baik bisnis dan untuk menilai resiko bisnis klien. Salah satu prosedur yang digunakan adalah membandingkan rasio-rasio klein  dengan industri kinerja atau competitor yang dijadikan acuan untum memberikan indikasi kinerja perusahaan. pengujian awal tersebut dapat menggungkapkan perubahan-perubahan yang tidak biasa dalam rasio-rasio dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau dengan rata-rata industri dan membantu auditor dalam mengidentifikasi suatu bagian yang mengalami peningkatan resiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama menjalankan pengauditan. Prosedur analisis adalah evaluasi infromasi keuangan yang dilakukan dengan memperlajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan yang meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi dari auditor. Tahap-tahap dalam prosedur analisis, yakni mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang harus dibuat, mengembangkan harapan, lalu melaksanakan perhitungan atau perbandingan, menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan, menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut, menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
-       Industri and eksternal environment 
Pemahaman terhadap industri and external environment harus dilakukan karena alasan berikut, yakni adanya resiko dari industri tertentu , misal bisnis jasa keuangan dan industri asuransi kesehatan memiliki suatu resiko cukup besar yang dapat mempengaruhi keputusan auditor untuk menerima atau menolak suatu penugasan audit, adanya Inherent risks yang umum untuk semua client pada industri tertentu misal resiko barang usang dalam industri pakaian, adanya sistem accounting yang unik untuk industri tertentu, Misal jika auditor akan mengaudit pemerintah kota maka auditor harus memahami akuntansi pemerintahan. Contoh lain adalah bisnis kostruksi, perusahaan nir-laba, perusahaan keuangan.
-      Bisnis dan operasional klien
Dalam melakukan pemahaman terhadap bisnis dan operasional klien , maka auditor harus melihat beberapa faktor , yakni sumber utama pendapatan client, customers dan supplier kunci, sumber financing (pendanaan), informasi mengenai related parties (pihak terkait client). Pemahaman terhadap bisnis dan operasional client dapat dilakukan dengan melakukan Tour the Plant and Offices (peninjauan pabrik dan kantor). Dengan mengamati phisik fasilitas, auditor dapat menilai pengamanan secara phisik terhadap asset dan dapat membandingkan data asset dengan data accounting.
-       Management and Governance
Management menetapkan strategy dan proses yang harus diikuti bisnis client. Governance dari suatu perusahaan terdiri dari struktur organisasi, dan aktivitas dewan direksi dan komite audit. Untuk memahami management and governance, auditor dapat melihat ke dokumen perusahaan berikut ini  : Corporate charter and bylaws, code of ethics, risalah rapat.
-       Objectives and Strategies (tujuan dan strategi klien)
Strategi adalah pendekatan-pendekatan diikuti perusahaan untuk mencapai objective (tujuan) organisasi. Auditor harus memahami objective (tujuan) perusahaan klien dalam hubungannya dengan reliability dari financial reporting, effektifitas dan efisiensi dari operasional client, compliance terhadap laws dan regulasi.
-      Measurement and Performance
Pengukuran keberhasilan client dilakukan dengan menggunakan  Indikator key performance berikut ini : market share, sales per employee,  unit sales growth, web site visitors, same-store sales, sales/square foot. Pengukuran keberhasilan client juga dapat dilakukan dengan analisa rasio dan benchmarking terhadap kompetitor utama.
Pengetahuan mengenai industri klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti: diskusi dengan auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dan dengan auditor yang sedang melakukan penugasan serupa, serta bisa juga dilakukan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan bersama pegawai klien. Infromasi lainnya dapat diperoleh dari pedoman audit industri, teks pelajaran dan majalah-majalah yang memuat informasi mengenai industri klien.
5.      Jelaskan secara ringkas prosedur penerimaan penugasan atau perikatan audit!
a.     Evaluasi integrasi manajemen
Menilai laporan keuangan (annual report), menilai laporan GCG dan reward yang diperoleh oleh klien. Langkah pertama yang harus dipertimbangkan adalah tentang integritas manajemen yang dimiliki klien. Seorang auditor harus mengevaluasi integritas manajemen klien, apakah sudah bagus atau tidak atau masih kurang. Hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya penyimpangan yang mungkin akan terjadi. Bila integritasnya bagus tentu tingkat penyimpangannya akan semakin kecil dan akan memudahkan auditor dalam mengaudit. Untuk dapat menerima perikatan audit, auditor berkepentingan melakukan evaluasi integrasi manajemen agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari adanya integritas manajemen. Apabila klien tersebut merupakan klien baru auditor, maka auditor dapat memperoleh informasi tentang integritas manajemen dengan cara, yakni :
o   Berkomunikasi dengan auditor terdahulu
Auditor pendahulu adalah auditor yang telah mengundurkan diri atau diberitahu oleh klien bahwa tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan penugasan baru. Bagi klien yang pernah diaudit oleh auditor lain, pengetahuan tentang manajemen klien yang dimiliki oleh auditor pendahulu merupakan informasi penting bagi seorang auditor pengganti. 
Sebelum menerima penugasan, komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti, mengharuskan auditor pengganti untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu, baik secara lisan maupun tertulis.
Terkait dengan yang sebelumnya yakni mengevaluasi integrasi manajemen, berkomunikasi dengan auditor terdahulu merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integrasi manajemen, yakni sebelum menerima suatu perikatan, auditor pengganti harus mencoba melaksanakan komunikasi tertentu seperti meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah spesifik, misalnya : mengenai fakta yang mungkin berpengaruh terhadap integritas manajemen, yang menyangkut ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit atau soal-soal signifikan serupa dan tentang pendapat auditor pendahulu mengenai alasan klien dalam penggantian auditor.
o   Mengajukan pertanyaan pada pihak ketiga
Pihak ketiga ini, yakni salah satunya masyarakat dan lain-lain. Informasi tentang integritas manajemen dapat juga diperoleh dari orang-orang yang mengenal klien, seperti penasehat hukum klien, banker dan pihak-pihak lain dalam lingkungan bisnis dan keuangan yang memiliki hubungan bisnis dengan calon klien.
o   Mereview pengalaman masa lalu yang pernah ada
Sebelum mengambil keputusan untuk melanjutkan penugasan dengan klien audit, auditor juga harus mempertimbangkan secara cermat pengalaman berhubungan kerja dengan manajemen klien di waktu masa lalu. Sebagai contoh, seorang auditor harus mempertimbangkan semua kekeliruan dan ketidakberesan material serta tindakan yang melawan hukum yang ditemukan dalam audit yang lalu. Ini melalui jaringan komunikasi dari audit. Misalnya, surat kabar, website.
b.      Mengindentifikasi kondisi khusus dan risiko yang tidak biasa
Auditor dapat mengidentifikasi pemakai laporan keuangan auditan. Auditor harus mempertimbangkan apakah klien merupakan perusahaan publik ( menjual saham- sahamnya kepada masyarakat ) atau perusahaan privat, kepada siapa saja atau kepada pihak ketiga mana diperkirakan klien berpotensi mempunyai kewajiban sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan mengevaluasi auditabilitas satuan usaha yaitu auditor juga perlu menyelidiki propek stabilitas hukum dan keuangan klien dalam mengevaluasi auditabilitas klien, auditor akan menilai kecukupan catatan akuntansi, peran manajemen dalam pelaksanan struktur pengendalian intern, dan pembatasan lingkup audit. Intinya, berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk menerima penugasan dalam tahap ini,antara lain mengidentifikasi pemakai laporan keuangan yang telah diaudit, melakukan penilaian awal tentang klien dari segi hukum dan kestabilan keuangannya, serta mengevaluasi kemungkinan bisa atau tidaknya audit dilaksanakan.
o   Mengidentifikasi pemakai laporan keuangan yang telah diaudit
Auditor harus memiliki pemahaman tentang jenis perusahaan yang akan diaudit dan memiliki pemahaman apakah perusahaan tersebut sudah go publik atau belum dan siapa user dari lapoan keuangan tersebut. Terkait dengan user, untuk siapa laporan disusun? Khusus laporan keuangan yang go publish, pengguna laporan keuangan yakni untuk orang yang berkepentingan, seperti nasabah, karyawan, DPS dan stakeholder lainnya. Sedangkan, dalam lingkup kecil, pemakai laporan keuangan yang belum go publish, seperti BMT, KJKS itu yang memakai atau pengguna laporan keuangan yakni, regulator (BI,OJK) dan perbankan.
o   Menilai stabilitas keuangan dan hukum calon klien
Menilai stabilitas keuangan perbankan, yakni menilai dari laporan keuangan (neraca, laporan arus kas, rasio-rasio bank). auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi dan menolak calon klien yang memiliki risiko tinggi terkena gugatan hukum.
c.     Mengidentifikasi pembatasan audit
Apabila sebelum melakukan proses audit, pihak manajemen mengajukan batasan-batasan yang dapat diakses oleh auditor, auditor harus mulai berhati-hati apakah batasan-batasan tersebut dapat menghalangi auditor dalam mengambil opini.
Ketika menerima suatu perikatan, seorang auditor harus mengevaluasi apakah pembatasan lingkup audit meningkatkan risiko yang menyebabkan auditor tidak dapat menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian. Auditor juga harus mempertimbangkan apakah manajemen telah melanggar batasan dalam melakukan prosedur audit. Selain itu, auditor akan ditugaskan setelah akhir tahun atau pertimbangan waktu lain yang menyebabkan auditor tidak dapat mengaplikasikan prosedur audit yang dianggap perlu dalam pelaksanaan audit. Auditor juga harus mempertimbangkan implikasi dari  menerima suatu perikatan jika kertas kerja seorang auditor terdahulu tidak tersedia untuk direview. Ketidakmampuan untuk mereview kertas kerja auditor terdahulu akan menyulitkan auditor dalam memahami hal-hal yang mendukung saldo audit awal. Salah satu dari kondisi-kondisi tersebut dapat mempengaruhi keputusan akhir auditor berkenaan dengan sifat pendapat auditor.
d.    Selain itu, menilai kompetensi untuk melaksanakan audit. Sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor harus menentukan apakah mereka memiliki kompetensi profesional untuk menyelesaikan perikatan audit sesuai dengan standar yang berlaku. Dalam menilai kompetensi ini, yakni :
o   Jasa yang diinginkan
Pihak klien biasanya membutuhkan jasa lain diluar audit, auditor harus memiliki pemahaman apakah ia memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh calon klien. Selain itu, apakah general audit atau tidak.
o   Membatasi skop (wilayah) audit.
o   Mengidentifikasi tim audit
Dalam menentukan tim audit, maka auditor harus memahami apakah tim audit memiliki kompetensi yang dibutuhkan selama proses audit.
o   Mengevaluasi independensi
Sebelum auditor menerima klien audit yang baru, auditor harus mengevaluasi apakah terdapat suatu kondisi yang memungkinkan mempengaruhi independensi terhadap klien.
o   Keputusan menerima atau menolak perikatan
Dari proses yang sudah dilakukan sebelumnya, auditor dapat memutuskan apakah menerima ataupun menolak perikatan.
o   Membuat surat perikatan
Tahap akhir dalam langkah penerimaan perikatan audit. Auditor dan calon klien membuat surat perikatan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil, Macam-Macam, Pola Komunikasi PR

Tujuan dan Fungsi Public Relations